Categories
Media Coverage

OtoSport – Sang Juara dengan Sederet Prestasi

OtoSport – 16 November 2002

Inilah bintang Kejurnas balap turing 2002. Juara Nasional di kelas Timor T-1 diraihnya dengan sederet prestasi fantastis. Dari 6 seri, 5 kali menapaki puncak podium dan sekali di tangga kedua. Catatan waktu per lap Sunny Soeparto juga tergolong fantastis. Dari awal hingga seri terakhir, angka 1 menit 56 detik selalu diraihnya. Padahal, bobot yang diusung tunggangannya harus bertambah sebanyak 60 kg. Pole position jadi langganan, kecuali 1 kali harus start dari urutan belakang. Itu pun ditembusnya dengan menembus posisi runner up. Awal kecintaan Sunny pada balapn sudah terlihat sejak umur 3 tahun. Namun perkenalannya dengan balap mobil dimulai pada usia 14 ketika ia mendapat pinjaman mobil dari teman untuk mengikuti spirit rally. Setelah menjajal medan tanah, kemudian giliran aspal sirkuit dicoba. Bermodal Toyota Starlet 1.000 cc pinjaman, ia mengikuti lomba ketahanan di sirkuit Ancol.  Sang ayah, Soeparto Soejatmo ikut berperan dalam mengajarkan Sunny balap di sirkuit Ancol. “Cuma diajarkan 1 lap untuk mengenal racing line dan cara menghandle kendaraan berpenggerak depan atau belakang. Setelah itu, dilepas sendiri,” ujar penyuka nasi goring itu. Pada 1991 berpartisipasi di balap Endoro 15 jam dan balap Mazda MR 90 One Make Race di 1992. Karena selalu kalah dari Honda, diputuskan membeli Suzuki Cultus GTi di pertengahan tahun 1993. Di 1994 bareng dengan Didi Hardianto, Tommy Santosa, Alex Asmasoebrata dan Ananda Mikola, Sunny belajar selama 3 hari di sekolah balap Fast Lane (Australia). Sebagai persiapan untuk balap Formula Asia di Sirkuit Sentul saat itu.

Mobil Pinjaman

Debutnya di balap Timor pada Timor One Make Race pertama kali digelar di 1997 akhir. Setelah absent beberapa lama hingga kembali turun pada musim 1999. Itu pun tak disengaja. Ketika Sunny pengin menonton balapan ia justru ditawari balap dengan Timor milik Timor Putra Nasional (TPN). Tak ada persiapan sama sekali. “Tidak pakai baju balap. Helm, sarung tangan dan jaket dipinjami serta harus start dari urutan buncit,” kenangnya. Tapi hasilnya sungguh menakjubkan. Walau start dari urutan akhir dan tanpa latihan, ia berhasil masuk peringkat 3 besar. TPN kembali menawarinya meminjamkan mobil, tapi kali ini selama setahun. Namun biaya balap harus keluar dari kocek pribadinya. “Saat itu setiap seri saya harus mengeluarkan dana sekitar Rp 400 ribu. Rp 100 ribu untuk transportasi dan bahan baker,” aku Sunny yang memakai gajinya sebagai mekanik di Timor Sport Division untuk menutupi biaya itu. Sedangkan ban mendapat pinjaman dari orang tuanya, yang langsung ditembus dengan hadiah kemenangannya di akhir tahun. Di 2000 Sunny harus kembali meminjam Timor ke TPN. Dengan mengandalkan mesin SOHC, cukup membuat pembalap lain tercengang. Kepiawaian memaksimalkan pacuan membuatnya sanggup bersaing dengan mesin yang setingkat di atasnya (kelas DOHC). “Selama musim 2000 Irawan Sucahyono (promoter balap turing) membantu spare part dari Cideng Timur. Dan akhir tahun, mendapat sponsor dari Nippon Mitsubishi Oil,” bilang pria bertinggi badan 180 cm itu. Tim Ijo Motorsport juga berperan dalam menunjang prestasinya. Setiap awal musim kompetisi 2001 dan 2002, Sunny selalu merakit mobil balapnya di bengkel tim itu. Tapi proses selanjutnya dilakukan di tim Firna untuk menyetting kendaraan. Walau target juara nasional kelas Timor T-1 dan predikat pembalap tercepat diraihnya bukan berarti telah mencapai titik puncak. Si pembalap berdarah Jepang ini berencana menggeluti balap Grup N atau ITCC yang memiliki suhu kompetitif lebih menantang. Prestasi yang diraih pun tidak menjadikan Sunny besar kepala. Malah ia berpesan kepada pembalap pemula agar dapat memaksimalkan komponen yang ada. “Jangan pernah putus asa dengan peranti yang ada di pacuan. Gunakan dan kuasai mobil semaksimal mungkin. Jadi bila suatu saat menggunakan peranti yang mahal sudah dipastikan catatan waktunya bakal lebih tajam kembali,” wanti Sunny.

Categories
Media Coverage

Tabloid Go – Sunny & Sidharto Terbaik

Tabloid Go – 5 November 2002

Sukses sebagai juara dan membawa timnya di posisi pertama, Sunny TS dan Sidharto SA dipilih sebagai pembalap terbaik Timor Competition 2002. Pengukuhan itu dilakukan pada acara Timor, Grup N dan ITCC Award 2002 yang berlangsung di Kafe Barbados, Jakarta, Sabtu (2/11). Performa Sunny sepanjang 2002 memang cukup fantastis. Dari enam seri Indonesian Touring Car Championship (ITCC) di kelas Timor Touring Car (TTC) T-1, lima kali Sunny merebut juara dan sekali runner up. “Persaingan di kelas Timor sangat berpengaruh pada perkembangan pembalap. Karena dengan spesifikasi kecepatan yang sama, kami dituntut mengembangkan skill,” ungkap Sunny. Sementara Sidharto SA bersama tim Anker Sport sukses meraih penghargaan sebagai pembalap terbaik di kelas Timor Spirit Rally (TSR), tim terbaik TSR dan tim terbaik overall (TSR dan TTC). Selain kelas Timor, penghargaan juga diberikan kepada para pembalap berprestasi di Grup N dan ITC 2002. “Sebenarnya, penghargaan ini akan diberikan IMI bulan depan, tapi kami selaku promoter juga ingin memberikan penghargaan di kedua kelas itu hari ini (2/11),” kata Irawan Sucahyono, CEO Klub Otomotif Timor (KOT) dan promoter ITCC 2002. Tomir sendiri tetap berencana menggelar kelas itu pada pengyelenggaraan ITCC 2003. “Kami tetap memegang komitmen untuk menyelenggarakan balap mobil khusus Timor 2003. Tujuannya tetap sama, melahirkan juara-juara baru,” ujar Mochamad Ircham, Kepala Humas PT Timor Putra Nusantara.

Categories
Media Coverage

Otomotif – Gado-Gado Ulek Rasa Sentul

Otomotif – 4 November 2002

Sunny TS, memang pandai menganalisis lawan dan punya hoki cakep. Tak heran, pria 27 tahun ini juara pertama Timor Touring Car Championship 2002. Namun di balik itu, mobil kenceng punya peranan gede mengantarkannya menyabet title bergengsi. Dari enam seri di Sirkuit Sentul, posisi pertama disabet sampai lima kali. Ternyata, settingan mobilnya ibarat gado-gado, namun teknik nguleknya berbeda.

Vibrasi Minim

Timor ini dibekali mesin B-6, 1.640 cc eks Singapura. Mesin Mazda Interplay ini boleh dipakai lantaran sama dengan dapur pacu Kia (Timor). Kan, alih teknologi Kia tak lain berasal dari Mazda. Hanya, kepala silindernya masih asli Timor. “Ganti mesin lebih hemat daripada menaikkan cc mesin Timor,” ulas Sunny. Sebelum dipasang, jemari Wie Wie, enginetuner Firna Protechnik menyentuh intake dan exhaust. Dua lubang tadi diperbesar 2 mm. Bedanya, lubang exhaust dihaluskan agar gas buang lancer menyembur. Sedang intake dibiarkan kasar supaya udara dan bahan baker bercampur lebih baik. “Kalau halus, intake jadi licin. Bensin dan udara engga bisa ngaduk,” ungkap tuner bermarkas di Jalan Tanjung Duren Barat IV, Jakbar. Intake manifold ikut dipoles dan lebar mulutnya disamain lubang intake di kepala silinder. Camshaft TODA Racing berdurasi 304 derajat membuat lift atau bukaan klep mesin menjadi 10,5 mm. Selanjutnya, per klep plus retainer dari Toda dirangkai ke klep bawaan mobil yang punya kompresi 11,8:1. Proses peracikan menyertakan pula pembesaran throttle body, dari 50 mm jadi 52 mm. Otomatis, angina terisap lebih besar ketimbang standar. Mekanik 37 tahun ini juga mengganti fuel regulator model adjustable. “Efeknya tambah banyak bensin masuk ke ruang baker,” terangnya. Lalu, krukas dibalans biar vibrasi minim. Maksudnya agar kerja mesin lebih ringan. Lagi pula, pan enggak sip, kelar kompetisi badan pembalap berbobot 60 kg itu bergetar terus. Setang piston ikut ditimbang, terus pistonnya pakai punya Mitsubishi Galant V6. Lalu, sector ‘tungku’ dibantu percikan busi NGK Racing 8, kabel NGK Power Cable dank oil Crane Cams PS 92. “ECU diremapping buat menaikkan suplai bensin dan mengepas timing pengapian,” jelas Wie Wie. Berhubung final gear boleh diubah, Wie Wie membuatnya menjadi 4,471. Faktor keseimbangan tak luput dihitung. Sebab, sesuai aturan, mobil Sunny mesti ditambah beban 60 kg. Untuk itu, pembalap yang memulai karier sejak SMP di arena sprint reli ini, ditimbang bareng mobil. Lantas dicari titik imbangnya. Bodi juga direinforced (diperkuat) dengan mengelas dingin sambungan. Kerigidan juga ditopang roll bar enam titik yang dilas langsung ke bodi. “Bodi bikin lebih  kaku biar enggak twist (memilin/muter) waktu nikung,” ujar Wie Wie. Kestabilan laju didukung Bridgestone Potenza RE711 195/50-51. Sokbreker depan TRD buat Toyota Corolla (AE92), pernya juga TRD. Sementara, sok belakang Bilstein buat Suzuki Escudo dipadu per Eibach.

Categories
Media Coverage

OtoSport – Juara Nasional untuk Sunny dan Fino

OtoSport – 19 Oktober 2002

Seperti perkiraan banyak orang, di seri final Sunny Suparto mengukuhkan gelar The King of Pole Position dan menyumbang gelar juara Nasional Timor Touring Car 2002. Pembalap dari kubu Nippon Mitsubishi Oil itu bahkan telah memastikan gelar di seri sebelumnya. Boleh dibilang, keikutsertaannya di kelas yang diikuti 24 peserta itu kemarin, lebih untuk memantapkan poin kumulatif kemenangannya. Keluar sebagai yang tercepat di babak kualifikasi, Sunny start di grid pertama. Di belakangnya bertengger si gaek Bondan Lestiyo alias Deyu, Dimas Hindrawan dan Eko Luriyanto. Kedua terakhir adalah duo dari tim Kiara Bar Speed. Sedangkan Rally Marina SA (Anker Sport) yang diperkirakan memberi perlawanan ketat pada Sunny, justru berada di tempat ke-5. Tapi bukan berarti Rally menyerah begitu saja. Apalagi ini merupakan seri terakhir yang amat menentukan. Itulah sebabnya, sejak menit-menit awal jalanya lomba, Rally terlibat persaingan serius dengan Eko Luriyanto. Sebaliknya Eko pun tak semudah itu ditekuk Rally. Ia justru menyodok ke depan dan memberi ruang cukup luas bagi rekan satu timnya (Dimas) untuk melesat lebih cepat. Bahkan dengan pertarungan fair, Dimas dan Eko akhirnya meninggalkan Rally yang tak dapar meneruskan race di lap 4 akibat jebol mesin. Akhirnya setelah menyelesaikan 10 putaran, Sunny Suparto finish di tempat pertama, disusul Dimas Hindrawan dan Eko Luriyanto. Dari 6 seri yang digelar, Sunny mengumpulkan 116 poin dari maksimum kemungkinan 120. Luar biasa

Persaingan ITCC

Kisah agak berbeda terjadi di kelas ITCC Indonesian Touring Car Championship. Fino Saksono yang kali ini berada di atas angin, sempat dihantui kegelisahan karena tak mampu menjadi yang tercepat di babak kualifikasi. Sedangkan seteru beratnya, Fitra Eri dari Tim Garda Oto Racing, berhasil meraih pole position. Fino Saksono yang start di grid kedua dan Fitra, mesti bersaing dengan 41 pembalap lainnya. Namun sejak berlangsungnya race, Fitra memimpin dan ditempel ketat Fino. Menjelang lap ke-9 Fino mulai menggempur. Pertarungan Fino dan Fitra amat seru, karena keduanya harus fight sembari melakukan overlap pada pembalap lain. Lewat persaingan sengit dan melelahkan, akhirnya Fino keluar sebagai pemenang dengan selisih hanya 0.9 detik. Sob pengin mengetahuo lebih banyak pertarungan seri terakhir Kejurnas turing itu? Silakan simak Otoracing di TPI episode 25. Gawean bersama Otoracing dan OtoSport itu bakal ditanyangkan pada hari Sabtu, 19 Oktober 2002 pukul 14:30-15:00 WIB.

Categories
Media Coverage

Bisnis Indonesia – Sunny Raih Skor Tertinggi Seri Timor

Bisnis Indonesia – 8 Oktober 2002

Jakarta – Sunny Soeprapto mendominasi putaran akhir Huper Optik Touring Car Championship 2002 di Sirkuit Sentul, Minggu, sekaligus memantapkan diri pada posisi teratas di lomba Timor Touring Championship dengan mengumpulkan skor tertinggi 116. Sunny yang tampil membawa tim Nippon Mitsubishi Oil, mencatat waktu tempuh 19 menit 36,732 detik untuk balapan di Timor Championship. Dia memang pantas menyandang gelar juara, karena saingan terdekatnya Eko Luriyanto dari tim Kiara Autotech hanya mampu meraih total 60. Kemudian  pada posisi ketiga klasemen akhir diraih pembalap wanita Rally Marina SA dari tim Anker Sport. Meski pada lomba terakhir gagal mencapai garis finish, Rally mengoleksi 56 poin. Sedangkan Eko pada lomba tersebut menduduki peringkat ketiga di bawah Dimas Hindrawan (Kiara Autotech). Selain menjuarai Timor Touring Car Championship, Sunny juga unggul di lomba Group N. Tampil dengan Honda Estillo, Sunny mencatat waktu terbaik 24 menit 02,359 detik. Posisi kedua ditempati adik kandung pembalap nasional Ananda Mikola, yakni Moreno Soeprapto dengan mobil Toyota Corolla. Waktu tempuh Moreno adalah 24 menit 03,940 detik. Penampilan Moreno cukup mengesankan, karena start dari garis belakang, namun mampu masuk dua besar. Peringkat ketiga diduduki Budiyanto (Kiara Autotech) dengan waktu tempuh 24 menit 16,358 detik. Meski Sunny menjuarai Grup N, namun peringakt pertama tetap berada di tangan Renaldo P Kusumo (Toyota Primajas) kendati hanya mampu menyelesaikan Sembilan dari 20 putaran yang harus diselesaikan peserta. Sunny hanya menduduki peringkat kesembilan di kelompok ini.

Categories
Media Coverage

KotNews – Sunny Soeparto Mendominasi Final Balap Mobil

KotNews – 6 Oktober 2002

Jakarta – Sunny Soeparto dari tim Nippon Mitsubishi Oil mendominasi 2 kelas pada Final Huper Optik Touring Car Championship yanh diselenggarakan pada hari Minggu, 6 Oktober 2002. Sunny memenangi kejurnas Grup N dan Timor Touring Car (TTC). Pada Kejurnas Grup N, Sunny menunggangi Honda Estillo dengan pencapaian waktu 24 menit 02,359 detik, sedangkan di TTC ia mencapai waktu 19 menit 36,732 detik melalui Timor T-1 nya. “Pada final balap tahun ini, saya ingin membuktikan diri bahwa saya pun bisa bertarung di Grup N. Dan sekaligus untuk menyemarakkan Grup N,” ujar Sunny ketika saat Press Conference berlangsung. “Dan saya pun mengucapkan terima kasih kepada tim dan sponsor, pada kelas Timor Touring saya dapat menggondol juara pada tahun ini,” ujarnya bangga. Dengan pengumpulan poin 116 di kelas ITC, Sunny memang pantas untuk mendapatkan gelar juara ITC tahun 2002. Di posisi kedua untuk TTC, Dimas Hindrawan dari tim Kiara Autotech mulai menunjukkan kemampuannya. Walau pun bersenggolan dengan Deyu, ia terus fight dan mampu menyelesaikan pertandingan. Namun bukan hanya dengan Deyu saja, ia pun fight dengan rekan satu timnya, Eko Luriyanto. Namun, Eko harus mengakuinya, Dimas mampu melewatinya dan ia mampu mencapai waktu 19 menit 56,946 detik. Sedangkan Eko yang di posisi ketiga mencapai waktu 19 menit 57,211 detik (selisih hanya 1 detik dengan Dimas). Dan Deyu yang diganjal oleh Eko, diposisi keempat dengan waktu 20 menit 03,318 detik diikuti oleh Jimmy Lukita dari tim AFJ Racing yang mengendari Timor DOHC Standard mencapai waktu 20 menit 29,135 detik. Pengumpulam poin di TTC, diungguli oleh Sunny dengan 116 poin, diikuti oleh Eko Luriyanto 60 poin dan Rally Marina dengan 56 poin. Pembalap wanita ini, kehilangan poinnya di seri terakhir ini karena ia tidak mencapai finish karena kerusakan pada kendaraanya mulai lap 4. “Kami sangat puas dengan gelaran balap tahun ini dan kami berharap tahun depan akan lebih semarak lagi,” ungkap Irawan. Sebagai suguhan terakhir kami, selaku promotor, kami ingin terus menyemarakan dunia balap di tanah air dengan diselenggarakannya event-event tambahan sehingga masyarakat berkeinginan menonton, seperti yang kami lakukan pada final kali ini, yaitu dengan lomba modifikasi timor dan konser Sheila on 7 yang dipersembahkan oleh Sirkuit Sentul, tambahnya. “Terima kasih kepada para pembalap, sponsor, para pelaksana dan media massa yang telah berperan serta menyukseskan putaran balap tahun ini,” katanya.

Categories
Media Coverage

Bisnis Indonesia – Sunny Juarai Seri 5 Timor

Bisnis Indonesia – 3 September 2002

Jakarta – Sunny Soeprapto dari tim Nippon Mitsubishi Oil meraih gelar juara umum Timor Competition 2002 setelah berhasil memenangkan seri kelima Huper Optik Touring Car Championship di Sirkuit Sentul, Bogor pada Minggu 1 Agustus. Melahap 10 putaran di sirkuit internasional tersebut, Sunny mampu mengatasi perjuangan Rally Marina SA (Anker Sport) untuk meraih gelar juara. Peringkat kedua akhirnya ditempati pembalap putri tersebut. Termasuk untuk peringkat klasemen umum sementara. Nilai sementara yang dikumpulkan Sunny adalah 96 poin diikuti kemudian oleh Rally Marina SA dengan 56 angka. “Performa mesin mobil saya belum optimal, karena sejak lap kelima mulai panas,” ujar Rally Marina memberi alasan atas kegagalannya mengalahkan Sunny. Kendati tidak optimal, Rally ternyata masih mampu menyelesaikan lomba, karena targetnya dalam setiap lomba untuk mengumpulkan angka demi angka. Dia hanya bisa berharap pada seri terakhir mampu mencapai hasil lebihh baik dari Minggu kemarin. Catatan waktu Sunny pada lomba adalah 19menit 42,603 detik, sedangkan Rally Marina membukukan waktu 19menit 46,722 detik. Pembalap Eko Luriyanto dari tim Kiara Auotech berhasil menembus tiga besar, meski ada start berada pada baris paling belakang. Hal ini disebabkan pada babak kualifikasi mobilnya mengalami masalah. Namun pada lomba resmi ia masih bisa masuk kelompok tiga besar. Menyelesaikan 10 putaran, Eki mencatat waktu tempuh 20menit 617 detik.

Categories
Media Coverage

Pos Kota – Sunny Suprapto Start Terakhir

Pos Kota – 21 Juli 2002

Sentul – Pembalap Sunny Suprapto harus start pada urutan belakang di kelas Timor Seri ke-4 Indonesian Touring Car Championship, hari ini di Sirkuit Sentul setelah mobilnya  mengalami trouble (masalah) saat dilakukan QTT (pengambilan posisi start), kemarin. Pembalap yang tergabung di tim Nippon Mitsubishi Oil ini tidak mampu menyelesaikan satu lap dan harus keluar dari arena. Sunny merupakan pimpinan klasemen sementara setelah ia mampu unggul di tiga seri terdahulu. Akankah dengan menempati posisi start paling buncit dari 30 peserta keajaiban akan memayungi Sunny? Kita tunggu saja. Sementara untuk posisi terdepan seteru Sunny yakni Eko Luriyanto yang mencetak waktu 1 menit 57,489 detik disusul oleh Rally Marina SA (1,58:698) dan Sidharto SA (1,59:465). Untuk Grup N Brigestone tampaknya akan dirajai oleh tim Toyota Primajasa dengan andalannya Reynaldo. Pasalnya di kelas ini favorit juara, Robin Tato harus absent setelah yang bersangkutan melanjutkan sekolahnya di Australia. Untuk kelas pamuncak yakni Indonesian Touring Car Championship (ITCC), pembalap Fitra Eri menempati posisi start terdepan. Ia meraih waktu 1 menit 59,004 detik disusul Reynaldo (1,58:588) dan Fino Saksono (1,56:273). Sesuai peraturan bagi tiap juara maka bobot kendaraanya akan bertambah 5 kg.

Categories
Media Coverage

Suara Pembaruan – Sunny Bertekad Pertahankan Gelar

Suara Pembaruan – 20 Juli 2002

Jakarta – Pembalap Sunny Suprapto asal tim Nippon Mitsubishi bertekad mempertahankan gelar juaranya pada seri keempat Timor Touring Car di Sirkuit Sentul, Minggu (21/7). “Saya sudah mempersiapkan diri dengan baik, karena itu saya bertekad untuk mempertahankan gelar di seri keempat ini,” ujar Sunny kepada Pembaharuan, Jumat (19/7). Namun, dia mengakui untuk mewujudkan tekadnya itu tidaklah mudah, mengingat ada beberapa pembalap yang akan menjadi pesaingnya di antaranya Eko Luriyanto dan Rally Marina SA. Eko yang tergabung dalam tim Kiara Autotech, sempat mengungguli Sunny beberapa putaran di seri ketiga lalu, namun akhirnya kandas. “Ini membuat saya penasara. Saya akan rebut seri keempat ini,” ujar Eko. Dia mengakui, untuk menghadapi seri keempat ini, telah memiliki persiapan yang cukup matang. “Saya sudah penasaran untuk merebut juara,” kata dia. Sementara itu di Grup N Bridgestone, diperkirakan terjadi persaingan ketat antara juara putaran ketiga Robin Tato (Performa) dengan pembalap asal Toyota Primajas Renaldo. Sedangkan di Indonesian Touring Car Championship pembalap Fino Saksono (Toyota Primajas) bertekad membalas kekalahannya dari Fitra Eri.

Categories
Media Coverage

Koran Tempo – Persaingan TTC Seri IV Bakal Seru

Koran Tempo – 19 Juli 2002

Jakarta – Pembalap tim Nippon Mitsubishi Oil, Sunny Soeparto, harus berhati-hati pada putaran keempat Timor Touring Car yang akan digelar di Sirkuit Sentul, Bogor, 21 Juli 2002. Sunny akan menghadapi rival terberatnya Eko Luriyanto yang sempat menempel ketat di seri sebelumnya. Sampai putaran ketiga, Sunny masih memimpin klasemen dengan 60 poin diikuti Rally Marina (Anker Sport) dengan 28 poin dan Alfrets F Piesinger juga dengan 28 poin. Di grup N, Robin Tato (Performa) dan Renaldo (Toyota Primajasa) akan saling bersaing menjadi yang terbaik. Sementara di Indonesian Touring Car Championship (ITCC) yang digelara pada hari yang sama, Fino Saksono (Toyota Primajas) akan bersaing dengan Fitra Eri, yang secara mengejutkan meninggalkan Fino pada putaran sebelumnya.