OtoSport – 6 April 2002
Sejak diselenggarakan pertama kali pada 3 tahun lalu, 1999, ajang Timor Touring Car Championship (TTCC) selalu meriah. Tahun ini lebih hebat lagi selain hadiah juga bertambah. OMR (One Make Race) yang satu ini memang luar biasa. Tiap tahun kualitas dan pesertanya selalu meningkat. Malah seri I di Senul (31/3) lalu tercatat 25 starter. Bayangkan serunya mereka berebut masuk tikungan pertama saat start. Di seri pembuka ini, Sunny Soeparto masih mendominasi. Andalan tim Nippon Mitsubishi Oil itu mampu meninggalkan lawan terdekatnya hingga 2 detik per lap. Alhasil, kemenangan pun relative mudah diraih pembalap yang preparasi mobilnya dibantu ProTechnik itu. Sayang, seteru berat Sunny, Jimmy Lutika kali ini tak turun di kelas T1. Pembalap AFJ Racing itu hanya tampil menggunakan Timor DOHC Standar. “Masalahnya, kerap terjadi problem di mesin T1 saya. Makanya dengan pertimbangan asal dapat poin dan finish, kami pakai Timor standar,” jelas Jimmy. Sebenarnya, Alfred F Piessinger lah yang kemarin berpotensi menumbangkan kedigdayaan Sunny. Hingga 3 lap awal, pembalap Austria itu mampu memberi perlawanan sengit. “Eh, mendadak kopling selip, tersusul deh,” kesal Alfred. “Seri II saya balas”. Meski peta kekuatan secara umum belum berubah, namun event kemarin disemarakkan dengan munculnya bibit-bibit baru berbakat. Diantaranya Dimas Hindrawan yang nyemplung di kelas T1. Hingga lap ke-4 Dimas berada di depan andalan tim Anker, Rally Marina SA. Sampai akhirnya Dimas mesti berhanti akibat problem pada tuas girboks. Di balik kesialan para pembalap itu, ternyata Dewi Fortuna justru bersahabat dengan Rally Marina SA. “Gue udah salah start dan melorot ke urutan 6, eh finish bisa ketiga,” kekeh Rally. Tapi memang, perjuangannya juga lumayan berat lho. Bahkan ia nyaris disabet mobil Steffi Billianto yang melintir di lap3.
Hadiah Motor
Persaingan di kelas DOHC standar tak kalah seru. Sang juara bertahan, Imin Brata mesti mengakui kehebatan Jimmy Lukita. Ia justru betarung sengit dengan Franky Tjahyadikarta. Hingga finish, mereka Cuma berselisih 0,2 detik. Walau Imin tak lagi mengandalkan Timor Station Wagon tunggangannya, toh gaya mengemudi mantan pereli itu tak berubah. Selalu sliding manjelang masuk tikungan, “Gaya macam ini ternyata enak diterapkan di tipe salon yang saya pakai sekarang.” “Kami senang sekali melihat animo para pembalap pada Timor T1 Competition 2002,” girang Ibob T, Event Manager gelaran ini. “Apalagi sekarang kegiatan ini disokong penuh PT Timor Putra Nasional (TPN).” Kecintaan para peserta akan event ini juga ditunjukkan dengan penambahan hadiah. Buat juara akhir tahun, disediakan sebuah motor. Pendananya ternyata Steffi Billianto, pembalap tim Dayabumi. “Saya ingin TTCC tetap meriah. Makanya saya rela menyumbangkan sebuah motor bagi pemenang musim ini,” jelas Steffi. Makin mantap saja.