Categories
Media Coverage

Jawa Pos DotCom – Sunny T. Suparto, Penerus Dinasti Tinton Soeprapto

Jawa Pos DotCom – 19 Agustus 2003

Bidik Formula Asia, tapi Terkendala Dana
Sukses Sunny Tsuyosi Suparto sebagai juara Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Indonesian Touring Car Championship (ITCC) 2003 memunculkan harapan baru di lintasan balap mobil nasional. Namun dia tidak pernah puas. Mengapa?

Hilang satu tumbuh seribu. Hilang Tinton Soeprapto, muncul Ananda Mikola. Begitu seterusnya. Siklus itu seakan menandakan masih kuatnya akar dominasi dinasti Tinton Soeprapto dalam dunia balap Indonesia. Dulu Tinton dikenal sebagai pembalap Indonesia yang pernah bertarung di Reli Paris-Dakar. Sedangkan Ananda Mikola sukses menembus Formula Nissan 2000 World Series Light. Sementara sang adik, Moreno Soeprapto, termasuk pembalap papan atas Indonesia. Sekarang muncul lagi dari dinasti Tintion. Siapa dia? Tidak lain adalah Sunny Tsuyosi Suparto. Sunny baru saja menahbiskan diri sebagai juara Kejurnas ITCC 2003. Tak salah bila Sunny termasuk salah satu bagian dinasti Tinton. Sunny adalah keponakan Tinton. Pria kelahiran Jakarta 5 Februari 1975 itu merupakan putra dari pasangan Suparto, kakak kandung Tinton dan Novi Tsuyosi asal Jepang. Sejatinya, Sunny bukan pembalap pendatang baru. Kiprahnya di balapan mobil sudah dimulai sejak umur belasan tahun. Dan terakhir, Sunny yang akan menikah dengan gadis asal Pekanbaru, Satya, itu menjadi juara kelas Timor Touring Car. Kini Sunny membidik balapan yang lebih bergengsi di Asia, yakni Formula Asia. Dia bertekad menyusul prestasi Alvin Bahar yang sebelumnya pernah mencicipi event tersebut. Sebagai langkah awal, Sunny menuturkan niatnya untuk mengikuti beberapa event serupa touring car di beberapa Negara Asean, seperti Malaysia, Thailand, Singapura dan lainnya. Tujuannya, dengan lebih mengenal tipe para pembalap di beberapa Negara Asean tersebut, nantinya bisa memuluskan langkahnya untuk menembus balapan bergengsi lainnya. Malaysia adalah Negara pertama yang akan dibidiknya. Alasannya, Negara Jiran itu mempunyai tipe pembalap yang hamper sama dengan Indonesia, sehingga lebih mudah untuk menyesuaikan diri. Apalagi di Malaysia kini sudah memakai Sirkuit Sepang, sirkuit bertaraf internasional sehingga ke depannya akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri di sirkuit-sirkuit internasional lainnya. Untuk ke depan, Sunny juga membidik balapan di Jepang, Negara asal ibunya Novi Tsuyosi. “Ke depan, saya akan lebih banyak membidik balapan di event internasional, terutama di Asean dan Jepang dulu,” niatnya. Tapi, kini Sunny masih mengalami banyak kendala, di antaranya kendala nonteknis seperti pendanaan. Mencari sponsor untuk balapan di Indonesia diakuinya masih sangat susah. Tidak seperti pembalap di Malaysia dan Negara lain yang mudah mendapatkan sponsor untuk mengikuti berbagai event balapan bertaraf internasional. Saat ini saja, untuk mengikuti balapan di Kerjunas ITCC 2003 dan kelas Timor Touring di Indonesia masih banyak menggunakan dana sendiri. Untungnya, sang ayah, Suparto, pencandu balapan yang ikut mengarsiteki pembuatan Sirkuit Sentul dan ahli mekanik yang setiap saat membantunya. “Untungnya mereka sangat mendukung saya. Juga pihak sponsor seperti Bening Motor dan Honda juga ikut membantu keuangan saya meski tidak sepenuhnya,” katanya. Sunny pada tahun-tahun sebelumnya membela Ikatan Motor Indonesia (IMI) DKI Jakarta, tapi sekarang membela IMI Riau. Mengapa? Ternyata kepindahannya itu dilatarbelakangi karena keberhasilannya menjadi juara di kelas Timor Touring Car tahun 2002. Saat itu dia berhasil karena dorongan semangat yang diberikan pacarnya, Satya, cewek asal Pekanbaru, Riau. Nah, karena berkat dorongan pacarnya itulah Sunny kemudian memutuskan untuk membela IMI Riau untuk melakukan pendekatan kepada masyarkat Riau. “Terus terang, karena pacar saya, saya berhasil di balapan ini. Dan tahun 2003 ini saya ingin membela Riau, sekaligus untuk mengubah dominasi IMI DKI Jakarta yang terus menerus menjadi juara,” pungkasnya.