Otomotif – 23 Agustus 2004
Renaldo Poetro Koesoemo yang tak diperhitungkan, tampil mengesankan menjuarai Grup N di gelaran Pertamina Fastron Indonesian Touring Car Championship di Sirkuit Sentul, Bogor, Ahad (15/8). Demikian pula kiprah Sunny TS yang merajai ITCC. Mereka membuka rahasia suksesnya.
Teknik Biasa
Bisa dibilang, Aldo – sapaan karib Renaldo – tertutup oleh baying-bayang teman satu timnya di Toyota Team Indonesia (TTI), Fino Saksono. Juga Alvin Bahar dari tim Honda Racing. Namun kemarin, pembalap ke-2 TTI ini melakukan lonjakan berarti dengan naik podium pertama. “Sebetulnya, kemajuan Aldo sudah ditujukkan saat seri III Juli lalu berhasil juara kedua. Tetapi, motivasinya tinggi untuk memperbaiki waktu dengan sebulan terakhir latihan serius di Sentul,” ujar Memet Jumhana, manajer tim TTI. Memet mengungkap, pemuda jangkung ini melakukan evaluasi terhadap hasil yang diperolehnya terutama pada 12 tikungan. Aldo dengan dibimbing kru TTI mencatat waktu saat in dan out, lalu berusaha meningkatkan waktu dengan mengeliminasi kesalahan. “Ini sebenarnya teknik yang sangat biasa. Hanya, motivasi dan ketekunan pembalap jadi kuncinya,” tambahnya. Aldo yang menggeber Toyota Vios menimpali. “Sejak bisa nomor dua, saya makin terpacu untuk menjadi terbaik. Saya bersyukur kerja keras dan berpanas-panas ria ternyata tak sia-sia,” ungkap pembalap dikenal jago melahap tikungan ini. Kendati pengumpulan point masih tertinggal dari Alvon dan Fino, Aldo mengaku akan melakukan persiapan serupa menghadapi grand final, 3 Oktober nanti.
Perbanyak Lap
Motivasi tinggi juga diperlihatkan Sunny TS di ITCC. Sebelum mereguk hasil manis, putra tokoh otomotif, Suparto Soejatmo ini menjadikan latihan sebagai arena event sesungguhnya.”Kalau ada kendala di mobil saya tetap teruskan. Sebab akan mengalami hal serupa pas balapan,” kata Sunny. Biasanya Sunny yang tergabung dalam tim Eneos Performa menambah porsi latihan menjadi 14 lap, atau 2 lap lebih banyak saat balapan. Tujuannya, semacam melatih stamina. Kebetulan saat ‘kerja keras’ latihan itu, sering bareng Aldo. Toh, sisi teknis kendaraan juga disiapkan maksimal. Seperti Aldo melalui Tom’s dari Jepang menyempurnakan suspensi. Atau beberapa kali melakukan dyno test terhadap Toyota Vios besutannya di Sigma Speed. Demikian pula Sunny yang mengaku mengganti system pengereman pada Honda Estillonya dengan system baru. Malah Chandra Alim melihat Sunny melakukan perhitungan cermat pada pemakaian ban yang lebih halus. “Itu juga saya kira bagian dari strateginya. Sedang saya masih memakai ban yang masih bergerigi,” timpal Chandra. Prinsipnya, kemampuan pembalap papan atas setara. Demikian pula mobilnya. Yang membedakan, motivasi dan ketekunan pembalap. Seperti diperlihatkan Aldo dan Sunny.